Haus, dari jualan 5.000 an, Raup Investasi Puluhan/Ratusan Miliar​

/
/
/
Haus, dari jualan 5.000 an, Raup Investasi Puluhan/Ratusan Miliar​

“Jualan minuman 5.000 an sampe 20.000 ribuan kok bisa dapet pendanaan gede banget yah? Pendanaan awal ajah udah 30 Miliar, nah sekarang series B yang tentunya kemungkinan di atas nilai pendanaan awal, again kok bisa yah?”

“Emang seberapa menarik bisnis Kuliner model D2C (Direct to Consumer) sehingga banyak sekali Investor individual ato corporate tertarik untuk memberikan pendanaannya?”

Ini percakapan beberapa hari terakhir yang memang lagi HOT banget di kalangan pebisnis kuliner, setelah Mangkokku mengumumkan pendanaan senilai 101 M dari Alpha JWC, kemudian diikuti oleh Ismaya 264 M yang diinvest oleh East Venture kemarin, secara resmi muncul berita pendanaan terbaru series B yang didapatkan oleh HAUS Indonesia (numbernya tidak dipublikasikan).

Di tengah berita gonjang ganjing banyak startup yang melakukan pemutusan hubungan kerja, kehabisan runaway dan bahkan tutup, eh ini malah dari sektor kuliner yang muncul berturut-turut dalam beberapa hari ini memunculkan anomali dari berita negatif yang beredar di media beberapa minggu ke belakang tentang startup tentunya, dengan adanya pendanaan ini yang arahnya kemungkinan besar adalah pembukaan OUTLET BARU maka bisa dipastikan rekrutmen karyawan baru akan terjadi dalam jumlah besar di industri ini.

 

Ok back to laptop, “Kok bisa?”.

 

Ada beberapa alasan mengapa investor menggelontorkan dana ke sebuah bisnis yang mungkin penting nih diperhatikan oleh temen-temen Foodpreneur yang tertarik atau sedang dalam mencari pendanaan/investor. Kita tidak spesifik membahas Haus yah, namun kita bahas secara lebih luas sehingga Foodpreneur bisa mengambil intisari dan insightnya.

 

1. THE ENTREPRENEUR IT SELF

Faktor ini cukup besar peranannya khususnya di tahap awal apalagi jika bisnisnya masih baru atau masih kecil. Komitmen, persistensi, motivasi, value, ambisi, dan daya juang Anda akan menjadi faktor penting apakah investor tertarik untuk join atau tidak, kenapa?

Karena pada pada dasarnya jika bicara bisnis yang baru, atau baru akan dimulai, Anda blom membuktikan apa-apa dari sisi bisnisnya, sehingga ketika investor memutuskan untuk berinvestasi harapan besarnya terletak di ENTREPRENEUR nya, yes mereka berinvestasi di ANDA.

 

2. MARKET POTENTIAL & MARKET GROWTH

Berapa besar marketnya? Bagaimana pertumbuhannya? Seperti apa kompetisinya? Ini juga menjadi faktor penting dalam keputusan berinvestasi. Sebagai contoh Haus yang menjual minuman 5.000 sampai belasan atau puluhan ribu memiliki Market Size yang sangat besar dan luas tentunya, dan hal ini menarik untuk digarap karena potensinya masih sangat besar dan kesempatan untuk terus tumbuh masih terbuka lebar.

Di poin ini penting sekali kita sebagai Foodpreneur untuk paham tentang Market Size, Market Growth, Market Share, dan Market Potential, sehingga kita bisa memaksimalkan skala bisnis kita serta punya peluang untuk bisa di invest oleh investor.

 

3. SALES & OUTLET GROWTH

Nah ini juga pasti merupakan faktor penting jika bisnis kita ingin di invest yaitu bisnis kita memperlihatkan pertumbuhan penjualan yang konsisten dari waktu ke waktu, serta pertumbuhan jumlah outlet sesuai dengan yang direncanakan. Kedua faktor ini sangat penting bagi investor untuk bisa menilai sepotensial apa bisnis Foodpreneur, dan apakah layak untuk diinvestasi.

Inilah mengapa sangat penting bagi Foodpreneur memiliki perencanaan matang sejak awal mendirikan bisnis terkait dengan SALES dan Number of OUTLET jika kita punya rencana untuk di invest, akan sangat sulit meyakinkan investor jika Foodpreneur tidak bisa memperlihatkan pertumbuhan Sales dan Outlet yang terus tumbuh, serta sustain.

 

4. PROFITABILITY

Profit salah satu indikator penting yang paling menarik minat investor untuk berinvestasi. Jika Net Operating Income (Profit dari kegiatan operasional sebelum dikurangin biaya Back Office dan Marketing) sangat bagus, hal ini bisa menjadi acuan awal yg memperlihatkan bahwa ada potensi untuk melakukan scale, walapun misalnya secara Net Profit (setelah dikurangin back office) masih kecil atau bahkan masih minus namun bisa di jadikan positif sejalan pertumbuhan cabang (asumsi back office tidak ikut menjadi membengkak).

Jadi selain memastikan REVENUE/SALES bisa terus tumbuh, salah satu tugas yang juga sangat penting adalah memastikan COST bisa dijaga atau bahkan bisa turun, sehingga PROFIT perusahan bisa stabil sesuai target atau bahkan bisa meningkat sejalan dengan pertumbuhan Sales dan Outlet.

 

5. THE A TEAM

Ini juga menjadi salah satu pertimbangan penting bagi investor untuk tertarik atau tidak berinvestasi di bisnis kita, selain Entrepreneur nya yaitu TEAM nya. Siapa yang akan mensupport Foundernya, seperti apa competency nya, apa latar belakang dan background team akan menjadi poin yang juga sangat penting, mengapa?

Karena khususnya untuk investasi SCALE tidak cukup Superman yang ada di dalam perusahaan namun juga harus ada Avengers / Justice League yang mendukung agar perusahaan bisa berjalan dengan lebih cepat, lebih kuat, dan lebih sustain.

 

6. BUSINESS PLAN

Terakhir, tentu ajah untuk mendapatkan investasi Foodpreneur butuh Rencana Bisnis yang terukur, terstruktur, dan berdasarkan data yang kuat, serta planning eksekusi yang matang. Mulai dari Visi, Misi, Objectives sampai Goals yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Hal ini juga melibat 7 pilar fundamental seperti Operation, Finance, Supply Chain, People, Marketing & Branding, Legal & Regulation serta Expansion.

 

Pusing yah?

 

Itulah kenapa yang dapat investasi apalagi melalui VC & Private Equity itu ga banyak hehe, tidak ada SOME THINGS BIG COMES EASY, butuh proses, butuh belajar, butuh kreatif serta butuh networking, tapi Foodpreneur harus percaya kalo Foodpreneur juga bisa.

Tidak ada brand Haus, Mangkokku, Hangry, Kopi Kenangan 5 tahun lalu, tapi sekarang lihat saja ratusan miliar dan triliun dana investasi masuk ke mereka.

 

Ok sedikit kita lanjutkan yah, pertanyaan lainnya, kenapa sih bisnis kuliner menarik banget saat ini?

 

1. F&B DATA

– Driven by rising income, household spending on restaurants is expected to grow by 7.1% CAGR in five years, reaching Rp1,098 trillion ($78.5 billion) by 2025 … DealStreetAsia
– Food delivery GMV to reach $14.1B by 2025, growing 21.5% CAGR within 2020-2025 …. DealStreetAsia
– Indonesia raised the lion’s share of venture funding into Southeast Asia’s F&B 
ecosystem as deal activities picked up momentum during the pandemic …. DealStreetAsia

Data di atas menunjukan 1 hal penting, bisnis kuliner itu SEXY, masih blom yakin dengan potensinya?

 

2. DAILY CONSUME

Hal yang menarik dari bisnis kuliner juga adalah ini bisnis harian yang memang merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia mulai dari bangun tidur pagi hari (nasi kuning, nasi uduk, lontong sayur, kupat tahu), menjelang siang (kopi, roti, snack), makan siang (padang, warteg, rames), nongkrong sore (kopi, teh, dll), makan malam (steak, seafood, nasi goreng, dll), malam hari (martabak, nasgor, dll) sampai akhirnya tidur kembali.

 

3. NEW HABITS

Salah satu yang juga membuat bisnis kuliner menarik adalah perubahan prilaku target market yang ada saat ini. Jika dahulu mungkin bisa dihitung pake jari kita nongkrong dan menghabiskan uang secara rutin di sebuah cafe serta mungkin budaya masak di rumah masih cukup banyak, sekarang mungkin khususnya di perkotaan budaya ini sudah mulai bergeser banyak. Sebagian besar uang kita mungkin habis untuk “ngopi” secara rutin setiap hari, apalagi bisa WFE (work from everywhere), makanan ga ada di rumah tinggal GoFood ajah. Hal ini tentu saja membuat bisnis kuliner makin besar potensinya.

 

4. RISE OF MULTICHANNEL SALES

Bisnis kuliner juga menarik saat ini karena pontesi penjualannya sangat luas tidak tergantung hanya oleh 1-2 channel. Perkembangan Aplikasi (apps), WA API (WA automation), Toko Online, dll membuat brand bisa mejangkau market yang sangat luas sehingga punya potensi untuk bisa bertumbuh.

Saat ini bahkan sektor rumah tanggapun bisa memulai bisnis kuliner dengan sangat mudah dan hemat seperti menggunakan WA BUSINESS dan sistem Pre-Order yang membuat lebih less risk ketika tahap awal memulai bisnis, contoh lagi misalnya bergabung dengan Foodcourt Online seperti OYS yang membuat biaya untuk memulai bisnis bisa lebih tarjangkau.

 

5. SCALEABLE & HACK GROWTH FACTOR

Ini dia bagian juga sangat menarik di mana bisnis kuliner merupakan salah satu industri yang punya aspek SCALE & HACK GROWTH sangat besar dengan berbagai model. Contoh seperti di atas, HAUS yang bisa di scale melalui modal Ventura, tapi Foodpreneur tau tidak bagaimana mereka melakukan SCALE? Model Partnerstore/Kerjasama Bagi Hasil dengan pemilik modal.

Scale model juga bisa dilakukan dengan cara Franchise, Kemitraaan, dan juga Crowdfunding sehingga tidak aneh kita melihat banyak sekali brand yang dalam waktu singkat bisa meledak puluhan sampai ratusan cabang. Tentu tantangan utamanya adalah SUSTAINABILITY, tapi ini bahasan lain yang juga pernah kita bahas di artikel lainnya.

 

6. SOCIAL IMPACT

Poin lain yang juga sangat menarik di dalam bisnis kuliner adalah soal SOCIAL IMPACT yang sangat besar bagi masyarakat. Sektor Kuliner ini bisa sangat sederhana sekali seperti buka warung tenda, ato memulai bisnis dari dapur rumah, tapi secara impact membuka kesempatan LAPANGANGAN PEKERJAAN yang sangat nyata. Bayangkan model bisnis seperti Haus, Kopi Kenangan, dll, berapa ribu atau puluh ribu karyawan yang dapat mereka pekerjaan dengan  terus melakukan pengembangan bisnisnya.

Nah hal ini juga yang mendorong banyak Entrepreneur lahir dengan purpose menjadi manfaat bagi banyak orang dan pilihannya jelas, salah satunya jatuh pada Bisnis Kuliner. Simpel ajah, Anda buka bisnis gerobak gorengan ajah, sudah otomatis pasti butuh karyawan toh.

 

7. OPPORTUNITY for EVERYONE

Kuliner itu bukan ROCKET SIENCE, artinya siapa saja bisa masuk dan berkesempatan untuk sukses jika punya Knowledge, Hustler, Guts, Network, SDM & Ecosystem yang mendukung. Coba ajah Anda ingin bukan Sekolah atau Rumah Sakit misalnya? Yes tentu tidak akan semudah membuka bisnis kuliner dari berbagai aspeknya.

Hal ini membuat siapa saja punya peluang, tidak peduli latar belakang apa, pendidikan setinggi apa asal beberapa poin di atas konsisten kita implementasikan, selalu ada peluang untuk bisa sukses.

 

8. NUMBER of INVESTOR

Yes menariknya bisnis kuliner adalah potensial investornya banyak dan sangat luas mulai dari Korporaasi sampai invividual investor, sehingga tidak aneh banyak brand bisa tumbuh sangat cepat mencapai jumlah ratusan bahkan ribuan. Sebagai contoh, Gerobak Ayam Goreng Sa***** yang cabangnya bisa mencapai ribuan dengan konsep Kemitraan di mana siapapun jika memenuhi syarat dapat membuka Gerobak Ayam Goreng di lokasi yang mereka inginkan dan mendapakan approval dari pemilik brand.

Nah gimana temen-temen, tertarik untuk berbisnis kuliner atau menjadi investor di dalam bisnis kuliner? Satu hal penting, jangan lupa selalu bekali diri dengan KNOWLEDGE ketika Anda ingin masuk terjun di dalam dunia kuliner baik sebagai pelaku ataupun sebagai investor.

 

Semoga Bermanfaat & Keep Learning.

Foodizz Academy
Belajar Bisnis & Berkarir di Industri Kuliner

www.foodizz.id
www.sekolahkuliner.com

 

Rekomendasi Buku untuk Anda

No products were found for this query.

Share this post

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart

No products in the cart.